SURABAYA, Amuntaipost.com -- Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Tri Maryanto menjelaskan sesuai hasil otopsi bahwa kematian seorang suporter Persebaya akibat kekurangan oksigen.
"Dari hasil otopsi yang dilakukan tim dokter, kematian korban karena kekurangan dan kehabisan oksigen. Tidak ada kontak fisik sedikit pun dengan aparat," ujarnya kepada wartawan di kamar jenazah RSU dr Soetomo Surabaya, Senin (4/6/2012) dini hari.
Tim dokter dan tim identifikasi selesai melakukan otopsi sekitar pukul 23.30 WIB, Minggu (3/6/2012) malam. Jenazah selanjutnya disucikan, ditutup kain kafan dan disemayamkan ke rumah duka tepat pukul 24.00 WIB.
Keluarga korban tak kuasa menahan tangis ketika melihat jenazah korban terbujur kaki terbungkus kain kafan. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang turut menunggu hasil otopsi hanya bisa menenangkan keluarga korban.
Kapolrestabes mengungkapkan, dalam kasus ini pihaknya masih akan memintai keterangan dari beberapa pihak, seperti rekan korban dan saksi-saksi lainnya. "Kemungkinan besar kami juga akan memintai keterangan dari wartawan yang berada tidak jauh dari lokasi atau yang mengetahui peristiwa tersebut," tukas Tri Maryanto.
Mantan Direktur Pengamanan Objek Vital Polda Jatim tersebut juga menjelaskan, awal mula kejadian diduga korban berusaha keluar dari pintu, namun terjungkal.
Mengetahui ada yang terjatuh, korban diangkat dan diberi pertolongan pertama oleh tim medis. Namun ketika dilarikan ke rumah sakit, nyawa korban sudah tak tertolong lagi.
Korban warga Babadan Rukun VI/3 Surabaya. Pelajar masih duduk kelas III, SMK Negeri 5 Surabaya. Korban merupakan anak tunggal pasangan Yudianto dan Ratna Susilowati.
Menurut paman korban, Setyo Waluyo, semasa hidup korban dikenal pendiam dan tidak banyak tingkah. Bahkan setiap pergi, korban selalu pamit ke orang tuanya.
Jenazah korban disemayamkan di rumah duka dan direncanakan akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Asem Jajar sekitar pukul 13.00 WIB, Senin.
Kericuhan antara suporter Persebaya dengan polisi pecah ketika pertandingan telah berakhir. Konsentrasi kericuhan terjadi di tribun ekonomi sisi selatan. Polisi beberapa kali menembakkan gas air mata untuk menghalau massa.
Menghindarinya, ratusan bonek berebut turun ke pintu keluar. Tak sedikit dari mereka terjepit, baik perempuan maupun anak-anak. Tidak hanya itu saja, puluhan bonek harus mendapat perawatan medis dan sebuah mobil patroli milik Sabhara Polrestabes Surabaya dirusak massa.
Sumber: banjarmasinpost.co.id | editor : Antony Rahman
Sumber: banjarmasinpost.co.id | editor : Antony Rahman