BANJARMASIN, Amuntaipost.com -- Aksi blokade Sungai Barito mendapat dukungan dari Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin. Sebagai bukti nyata, orang nomor satu di Kalsel itu pun ikut menemui para pendemo yang sedang melakukan blokade, Sabtu (26/5/2012) siang.
Beberapa saat sebelumnya, ratusan aktivis mulai menaiki kelotok-kelotok yang masih tambat di perairan Barito, tepat di bawah Jembatan Barito Kabupaten Barito Kuala.
Kelotok-kelotok itu memblokade alur Sungai Barito agar tongkang batu bara tidak bisa melintas. Aksi itu sebagai bentuk ungkapan kekecewaan terhadap pemerintah pusat.
Perlahan kelotok-kelotok yang sudah diisi para aktivis mulai berjalan ke tengah sungai, menghadang tongkang. Kapal Distpolair Polda Kalsel pun bersiaga, lengkap dengan dokter anggota Ditpolair Polda Kalsel.
Berbagai elemen masyarakat ikut bergabung dalam aksi pemblokadean tersebut. LSM, Ormas, dan Forum Peduli Banua yang langsung dihadiri Kordinator Pusat FPB, Gusti Nurpansyah. Tak terlihat satu pun tongkang batu bara yang melintas di perairan Sungai Barito, bawah jembatan Barito itu.
Turut serta dalam aksi Manager Kampanye Walhi Kalsel, Dwitho Frasetiandy mengatakan, aksi sudah merupakan tekanan kepada pemerintah pusat untuk merespons bentuk ketidakadilan. Walaupun dirinya mengira ada skenario untuk tidak melewatkan tongkang batu bara di Sungai Barito.
"Tidak lewat sini (bawah jembatan Barito) tetapi ini baru aksi awal. Kalau beberapa tuntutan tidak dipenuhi maka akan ada aksi yang lebih besar dengan jangka waktu blokade yang lebih lama," katanya, Sabtu (26/5).
Menurutnya, ini sebagai aksi awal untuk menggugat Sumber Daya Alam, kuota BBM dan penting juga tidak hanya menggugat penambahan kuota BBM. Terpenting ialah untuk bagi hasil yang lebih berkeadilan, semua agar juga menjadi konsentrasi semua pihak.
Beberapa saat sebelumnya, ratusan aktivis mulai menaiki kelotok-kelotok yang masih tambat di perairan Barito, tepat di bawah Jembatan Barito Kabupaten Barito Kuala.
Kelotok-kelotok itu memblokade alur Sungai Barito agar tongkang batu bara tidak bisa melintas. Aksi itu sebagai bentuk ungkapan kekecewaan terhadap pemerintah pusat.
Perlahan kelotok-kelotok yang sudah diisi para aktivis mulai berjalan ke tengah sungai, menghadang tongkang. Kapal Distpolair Polda Kalsel pun bersiaga, lengkap dengan dokter anggota Ditpolair Polda Kalsel.
Berbagai elemen masyarakat ikut bergabung dalam aksi pemblokadean tersebut. LSM, Ormas, dan Forum Peduli Banua yang langsung dihadiri Kordinator Pusat FPB, Gusti Nurpansyah. Tak terlihat satu pun tongkang batu bara yang melintas di perairan Sungai Barito, bawah jembatan Barito itu.
Turut serta dalam aksi Manager Kampanye Walhi Kalsel, Dwitho Frasetiandy mengatakan, aksi sudah merupakan tekanan kepada pemerintah pusat untuk merespons bentuk ketidakadilan. Walaupun dirinya mengira ada skenario untuk tidak melewatkan tongkang batu bara di Sungai Barito.
"Tidak lewat sini (bawah jembatan Barito) tetapi ini baru aksi awal. Kalau beberapa tuntutan tidak dipenuhi maka akan ada aksi yang lebih besar dengan jangka waktu blokade yang lebih lama," katanya, Sabtu (26/5).
Menurutnya, ini sebagai aksi awal untuk menggugat Sumber Daya Alam, kuota BBM dan penting juga tidak hanya menggugat penambahan kuota BBM. Terpenting ialah untuk bagi hasil yang lebih berkeadilan, semua agar juga menjadi konsentrasi semua pihak.
Sumber : banjarmasinpost.co.id editor : Antony Rahman