SEMARANG, Amuntaipost.com - Berbagai tanggapan muncul, menanggapi gebrakan yang dilakukan Wali Kota Solo Joko Widodo saat menggunakan mobil dinas hasil rakitan siswa sekolah menengah kejuruan.
Namun bagi Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat, apa yang dilakukan Jokowi (panggilan akrab Joko Widodo) dan siswa SMK sebenarnya merupakan tamparan keras bagi negeri ini, termasuk lembaga riset dan universitas yang belum mampu mendorong kemandirian industri otomotif dalam negeri..
"Produk mobil esemka sebenarnya mentertawakan kita. Selama ini, ke mana lembaga riset yang dibiayai triliunan rupiah. SMK yang modal kecil saja, bisa merakit mobil seperti itu. Kenapa Malaysia, Jepang, Korea, yang penduduknya lebih kecil dari kita bisa buat mobil sendiri. Kita banyak orang pintar, kenapa tidak bisa membuat mobil sendiri," kata Komaruddin kepada Kompas, Rabu (4/1/2012 ), menanggapi pro dan kontra mobil esemka yang diluncurkan Wali Kota Solo sebagai mobil dinas.
Saat mobil esemka diluncurkan, Jokowi berharap karya anak-anak SMK itu membangkitkan kemandirian dalam negeri dalam industri otomotif. Langkah tersebut seharusnya didukung para pengambil kebijakan.
Menurut Komaruddin, selama ini industri dalam negeri tidak bangkit-bangkit, karena berbagai hambatan terutama di level pengambil kebijakan. Ada orang-orang yang selama ini menikmati keuntungan, terganggu kalau industri dalam negeri bangkit. "Kalau Indonesia maju sepertinya ada yang tidak happy," paparnya.
Seperti diberitakan mulai Selasa (3/1/2012) Wali Kota Solo Joko Widodo memutuskan mengganti mobil dinas lamanya, Toyota Camry, dengan mobil sport utility vehicle (SUV) yang dibuat dan dirakit para siswa SMK di Solo.
Mobil dinas wali kota sebelumnya adalah Toyota Camry yang sudah berusia 11 tahun, dan merupakan warisan dari wali kota sebelumnya
Selain untuk wali kota, mobil rakitan siswa SMK yang bermerek Kiat Esemka tersebut juga digunakan Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Mobil yang digunakan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo itu, memiliki kandungan lokal 80 persen, dibuat dan dirakit oleh siswa-siswa SMKN 2 Solo, SMKN 5 Solo, dan SMK Warga Solo yang didampingi oleh Kiat Motor, Klaten.