BANJARMASIN, Amuntaipost.com -- Diskusi yang berlangsung di lantai dua ruang Anjung Surung Gedung Djok Mentaya Jalan AS Musyaffa Banjarmasin membahas kondisi permasalahan bahan bakar minyak di Provinsi Kalsel, Kamis (10/5/2012).
Pertemuan yang berlangsung di Markas Banjarmasin Post Group itu dihadiri Staf Ahli Gubernur, Hadi Soesilo, Ketua YLKI Kalsel, Arpawi Ramon, Pemimpin Redaksi Banjarmasin Post Group, Yusran Pare serta dari pihak Pertamina.
Hadi Soesilo mengatakan, jelas-jelas terjadi penambahan kendaraan di Provinsi ini sementara jatah kuota BBM dikurangi. Dirinya juga mengkritik pernyataan Menteri ESDM, Jero Wacik yang dinilainya tidak konsisten, dan Hadi Soesilo pun menyebut Negeri ini kebanyakan wacana dan sebagai negeri wacana.
"Kami juga beri kritik kepada Pemerintah, apa yang diomongkan Menteri, masyarakat mengambil langkah antisipatif. Kalau cuma ngomong saya juga bisa jadi Menteri, tetapi tidak ada yang memilih," canda Hadi Soesilo.
Menurutnya, bukan ancaman tapi hal yang logis jika empat gubernur di Kalimantan melakukan moratorium pengiriman hasil tambang ke luar Kalimantan. Batubara tidak terbarukan, bisa habis, sekarang ini yang jelas di Pulau Jawa tidak ada antrean solar, tidak ada pula antrean bensin.
Masih menurut Hadi Soesilo, urang Banjar ekonomi kreatifnya tinggi, begitu mau naik harga BBM maka berduyun-duyun mengantre di SPBU untuk mengecer, ternyata tidak jadi naik.
Diskusi juga dihadiri aktivis mahasiswa, Ketua Hiswana Migas Kalsel, Addy Chairuddin Hanafiah.
Pertemuan yang berlangsung di Markas Banjarmasin Post Group itu dihadiri Staf Ahli Gubernur, Hadi Soesilo, Ketua YLKI Kalsel, Arpawi Ramon, Pemimpin Redaksi Banjarmasin Post Group, Yusran Pare serta dari pihak Pertamina.
Hadi Soesilo mengatakan, jelas-jelas terjadi penambahan kendaraan di Provinsi ini sementara jatah kuota BBM dikurangi. Dirinya juga mengkritik pernyataan Menteri ESDM, Jero Wacik yang dinilainya tidak konsisten, dan Hadi Soesilo pun menyebut Negeri ini kebanyakan wacana dan sebagai negeri wacana.
"Kami juga beri kritik kepada Pemerintah, apa yang diomongkan Menteri, masyarakat mengambil langkah antisipatif. Kalau cuma ngomong saya juga bisa jadi Menteri, tetapi tidak ada yang memilih," canda Hadi Soesilo.
Menurutnya, bukan ancaman tapi hal yang logis jika empat gubernur di Kalimantan melakukan moratorium pengiriman hasil tambang ke luar Kalimantan. Batubara tidak terbarukan, bisa habis, sekarang ini yang jelas di Pulau Jawa tidak ada antrean solar, tidak ada pula antrean bensin.
Masih menurut Hadi Soesilo, urang Banjar ekonomi kreatifnya tinggi, begitu mau naik harga BBM maka berduyun-duyun mengantre di SPBU untuk mengecer, ternyata tidak jadi naik.
Diskusi juga dihadiri aktivis mahasiswa, Ketua Hiswana Migas Kalsel, Addy Chairuddin Hanafiah.
sumber : Banjarmasinpost.co.id editor : Antony Rahman