BEIJING, Amuntaipost.com -- Presiden China Hu Jintao mengingatkan kekuatan "musuh" kini berupaya mewesternisasi negeri tirai bambu itu dan mengajak segenap elemen meningkatkan pengaruh budaya China di mancanegara.
Pernyataan Presiden China Hu Jintao tersebut dipublikasikan dalam edisi terbaru majalah partai, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (2/1/2012).
"Kekuatan internasional memperkuat usaha mereka mewesterinasasi negeri ini dan memisahkan kita," tulis Hu Jintao dalam artikel itu, dan mencatat "bidang ideologi dan kebudayaan" merupakan target utama mereka.
"Kita harus menyadari keseruisan dan kompleksitas perjuangan dan mengambil langkah-langkah yang kuat untuk mencegah dan menangani mereka," demikian Hu.
Presiden China juga menyerukan upaya yang lebih besar untuk mengembangkan kebudayaan China, untuk memenuhi tuntutan spiritual dan budaya yang tumbuh di China.
"Kekuatan menyeluruh kebudayaan China dan pengaruh internasionalnya tidak sepadan dengan status internasional China," ingat Hu. "Kebudayaan Barat kuat sementara kebudayaan China lemah," tandasnya.
Pendapat Hu Jintao ini merupakan komentar terbaru dari serangkaian instruksi pemimpin Partai Komunis China yang memperketat kendali atas industri media dan internet di negeri itu.
Dekade terakhir ini, China mendorong media pemerintah agar lebih kompetitif dan subsidi dikurangi. Ini membuat laporan dan program media lebih kritis.
Namun tren ini menumbuhkan pelaporan berita media dan program televisi lebih bebas dan situs microblogging yang menggerogoti upaya pemimpin China mengendalikan opini publik.
Kondisi ini membuat penguasa terkesima karena sebelumnya media taat pada perintah partai, kini media bebas mengeritik keputusan dan perintah partai.
Dalam bulan Oktober, pemimpin Komunis China memerintahkan kontrol yang lebih ketat atas situs jejaring sosial dan mengawasi media lebih baik untuk "meningkatkan publisitas yang lebih positif" dan menggiring opini publik dalam isu-isu sosial yang "panas dan keras"
Bulan berikutnya, pengawas media China mengatakan, penayangan iklan dilarang ditayangkan di televisi ketika film drama populer diputar, sebagai upaya merayu pemirsa yang kini beralih ke internet.
Bejing mengalokasikan dana 45 miliar yuan (atau 7,2 miliar dollar Singapura) untuk mendanai ekspasi grup-grup media milik pemerintah, termasuk CCTV, Xinhua. dan China Radio International.
Pernyataan Presiden China Hu Jintao tersebut dipublikasikan dalam edisi terbaru majalah partai, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (2/1/2012).
"Kekuatan internasional memperkuat usaha mereka mewesterinasasi negeri ini dan memisahkan kita," tulis Hu Jintao dalam artikel itu, dan mencatat "bidang ideologi dan kebudayaan" merupakan target utama mereka.
"Kita harus menyadari keseruisan dan kompleksitas perjuangan dan mengambil langkah-langkah yang kuat untuk mencegah dan menangani mereka," demikian Hu.
Presiden China juga menyerukan upaya yang lebih besar untuk mengembangkan kebudayaan China, untuk memenuhi tuntutan spiritual dan budaya yang tumbuh di China.
"Kekuatan menyeluruh kebudayaan China dan pengaruh internasionalnya tidak sepadan dengan status internasional China," ingat Hu. "Kebudayaan Barat kuat sementara kebudayaan China lemah," tandasnya.
Pendapat Hu Jintao ini merupakan komentar terbaru dari serangkaian instruksi pemimpin Partai Komunis China yang memperketat kendali atas industri media dan internet di negeri itu.
Dekade terakhir ini, China mendorong media pemerintah agar lebih kompetitif dan subsidi dikurangi. Ini membuat laporan dan program media lebih kritis.
Namun tren ini menumbuhkan pelaporan berita media dan program televisi lebih bebas dan situs microblogging yang menggerogoti upaya pemimpin China mengendalikan opini publik.
Kondisi ini membuat penguasa terkesima karena sebelumnya media taat pada perintah partai, kini media bebas mengeritik keputusan dan perintah partai.
Dalam bulan Oktober, pemimpin Komunis China memerintahkan kontrol yang lebih ketat atas situs jejaring sosial dan mengawasi media lebih baik untuk "meningkatkan publisitas yang lebih positif" dan menggiring opini publik dalam isu-isu sosial yang "panas dan keras"
Bulan berikutnya, pengawas media China mengatakan, penayangan iklan dilarang ditayangkan di televisi ketika film drama populer diputar, sebagai upaya merayu pemirsa yang kini beralih ke internet.
Bejing mengalokasikan dana 45 miliar yuan (atau 7,2 miliar dollar Singapura) untuk mendanai ekspasi grup-grup media milik pemerintah, termasuk CCTV, Xinhua. dan China Radio International.
Sumber :
AFP