JAKARTA, Amuntaipost.com - Prestasi membanggakan kembali diukir para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DKI Jakarta. Kali ini, para pelajar SMK 29 Jakarta atau dulu lebih dikenal dengan sebutan STM Penerbangan, mampu merakit pesawat ringan experimental Jabiru J 430 bermesin tunggal dengan piston 6 silinder dan berkapasitas 4 tempat duduk.
Perakitan dilakukan di halaman sekolah mereka, yang berlokasi di Jalan Prof Sutono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selama melakukan perakitan, para siswa didampingi para instrukutrnya yang berasal dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airways, Lion Air, TNI Angkatan Udara (AU), serta Federasi Aerosport Indonesia.
Saat ini, proses perakitan pesawat telah mencapai 95 persen dan diprediksi pada akhir Januari nanti akan rampung. Pesawat Jabiru ini memiliki panjang 8 meter dengan lebar bentang sayap mencapai 10 meter. Adapun, bobot pesawat memiliki berat sekitar 200 kilogram. Pesawat ini memiliki empat tempat duduk dan diklaim mampu terbang hingga Pulau Bali dan Malaysia.
Kepala Bidang Pendidikan SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rita Aryani mengatakan, perakitan pesawat ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. Saat ini, prosesnya sudah berlangsung dua bulan. Pada akhir Januati nanti, pesawat ini diprediksi akan selesai dan diluncurkan pada bulan Februari 2012.
Para pelajar yang merakit pesawat ini adalah siswa kelas dua dan kelas tiga dari jurusan Air Frame dan Power Plant. Sejauh ini, SMKN 29 ini merupakan satu-satunya sekolah di Jakarta yang berhasil merakit pesawat.
”Perakitan pesawat ini dibagi dalam beberapa tim dan dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk merakitnya. Seluruh komponen pesawat ini didatangkan dari Australia dengan biaya ditanggung yang Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Rita Aryani, seperti dikutip beritajakarta.com, Kamis (5/1/2012).
Rita menyebutkan, saat ini SMKN 29 telah menandatangani MoU dengan Garuda Indonesia Airways dan Lion Air. Setelah lulus, para siswanya yang memenuhi persyaratan dapat langsung diterima bekerja di dua maskapan penerbangan tersebut. Nantinya, mereka dapat bekerja sebagai tenaga maintenance hingga pilot.
"Tentu kami berharap, para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu di sekolah, tetapi dapat mempraktekkan ilmunya dan berguna bagi masyarakat," ujar Rita.
Perakitan dilakukan di halaman sekolah mereka, yang berlokasi di Jalan Prof Sutono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selama melakukan perakitan, para siswa didampingi para instrukutrnya yang berasal dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airways, Lion Air, TNI Angkatan Udara (AU), serta Federasi Aerosport Indonesia.
Saat ini, proses perakitan pesawat telah mencapai 95 persen dan diprediksi pada akhir Januari nanti akan rampung. Pesawat Jabiru ini memiliki panjang 8 meter dengan lebar bentang sayap mencapai 10 meter. Adapun, bobot pesawat memiliki berat sekitar 200 kilogram. Pesawat ini memiliki empat tempat duduk dan diklaim mampu terbang hingga Pulau Bali dan Malaysia.
Kepala Bidang Pendidikan SMK Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rita Aryani mengatakan, perakitan pesawat ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. Saat ini, prosesnya sudah berlangsung dua bulan. Pada akhir Januati nanti, pesawat ini diprediksi akan selesai dan diluncurkan pada bulan Februari 2012.
Para pelajar yang merakit pesawat ini adalah siswa kelas dua dan kelas tiga dari jurusan Air Frame dan Power Plant. Sejauh ini, SMKN 29 ini merupakan satu-satunya sekolah di Jakarta yang berhasil merakit pesawat.
”Perakitan pesawat ini dibagi dalam beberapa tim dan dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk merakitnya. Seluruh komponen pesawat ini didatangkan dari Australia dengan biaya ditanggung yang Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Rita Aryani, seperti dikutip beritajakarta.com, Kamis (5/1/2012).
Rita menyebutkan, saat ini SMKN 29 telah menandatangani MoU dengan Garuda Indonesia Airways dan Lion Air. Setelah lulus, para siswanya yang memenuhi persyaratan dapat langsung diterima bekerja di dua maskapan penerbangan tersebut. Nantinya, mereka dapat bekerja sebagai tenaga maintenance hingga pilot.
"Tentu kami berharap, para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu di sekolah, tetapi dapat mempraktekkan ilmunya dan berguna bagi masyarakat," ujar Rita.
Sumber :