Amuntaipost.com - Kelompok usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) memastikan utang perusahaan pada akhir 2011 tersisa menjadi Rp 4 triliun dari semula diperkirakan sebesar Rp5,5 triliun.
Pencapaian tersebut terjadi seiring rencana Bakrie & Brothers untuk melakukan debt to asset settlement terhadap utang-utang perusahaan.
"Kami sedang melakukan negosiasi dengan pemegang medium secure notes (MSN) untuk bisa mengurangi utang. Tapi, kepada siapa kami melunasi utang tersebut, saat ini belum bisa disebutkan," kata Direktur Keuangan Bakrie & Brothers, Eddy Soeparno, dalam paparan publik perseroan di Bakrie Tower, Kawasan Rasuna Epicentrum, Jakarta, Jumat, 16 Desember 2011.
Eddy mengungkapkan, rencana perusahaan mengurangi beban utang yang ada itu muncul seiring langkah Bakrie & Brothers menjual saham Bumi Plc sebesar 23,8 persen kepada PT Borneo Lumbung Energy Tbk (BORN) senilai US$1 miliar. Lewat dana itu, Bakrie & Brothers berencana untuk melunasi utang-utang yang dimilikinya.
"Dengan penjualan saham Bumi Plc tersebut, menjadikan utang perseroan akan turun signifikan pada akhir tahun ini," ungkapnya.
Di sisi lain, perseroan berharap bisa mengurangi utang sebesar Rp1-1,5 triliun pada 2012. Untuk mewujudkan rencana tersebut, perseroan bisa menjual aset-aset non inti yang dimiliki.
Eddy mengungkapkan, rencana perusahaan mengurangi beban utang yang ada itu muncul seiring langkah Bakrie & Brothers menjual saham Bumi Plc sebesar 23,8 persen kepada PT Borneo Lumbung Energy Tbk (BORN) senilai US$1 miliar. Lewat dana itu, Bakrie & Brothers berencana untuk melunasi utang-utang yang dimilikinya.
"Dengan penjualan saham Bumi Plc tersebut, menjadikan utang perseroan akan turun signifikan pada akhir tahun ini," ungkapnya.
Di sisi lain, perseroan berharap bisa mengurangi utang sebesar Rp1-1,5 triliun pada 2012. Untuk mewujudkan rencana tersebut, perseroan bisa menjual aset-aset non inti yang dimiliki.
Dengan pengurangan utang itu, Bakrie & Brothers berharap bisa menjaga level utang perusahaan pada tingkat Rp3 triliun. "Kalau sudah sampai angka tersebut, sudah aman," kata Eddy.
Sementara itu, manajemen Bakrie & Brothers juga memutuskan untuk menunda penerbitan obligasi senilai Rp1 triliun yang semula direncanakan berlangsung pada akhir 2011. Penundaan tersebut direncanakan berlangsung hingga kuartal I-2012.
Eddy menuturkan, alasan penundaan penerbitan obligasi itu karena perseroan tengah sibuk memproses penjualan saham Bumi Plc, yang dimiliki perseroan kepada Borneo Lumbung Energy. "Yang pasti sekarang kami masih sibuk untuk mengurus penjualan saham Bumi Plc ke BORN, jadi belum sempat," ungkapnya.
Dia juga menambahkan, hingga saat ini perseroan belum menemukan penjamin pelaksana emisi (underwriter) dan melakukan pemeringkatan untuk rencana penerbitan obligasi itu. (art)
Eddy menuturkan, alasan penundaan penerbitan obligasi itu karena perseroan tengah sibuk memproses penjualan saham Bumi Plc, yang dimiliki perseroan kepada Borneo Lumbung Energy. "Yang pasti sekarang kami masih sibuk untuk mengurus penjualan saham Bumi Plc ke BORN, jadi belum sempat," ungkapnya.
Dia juga menambahkan, hingga saat ini perseroan belum menemukan penjamin pelaksana emisi (underwriter) dan melakukan pemeringkatan untuk rencana penerbitan obligasi itu. (art)
• VIVAnews