JAKARTA, Amuntaipost.com -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengirimkan sekitar tiga ribu sarjana dari lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK) untuk menjadi guru di desa-desa terpencil, terluar, dan tertinggal atau dikenal dengan daerah 3T. Program itu diberi nama "Sarjana Mendidik di daerah Terpencil, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T)".
Hal itu disampaikan Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Supriadi Rustad, Senin (26/12/2011) di Jakarta.
Supriadi menjelaskan, program tersebut ditujukan untuk mengatasi kelangkaan guru di daerah dengan kriteria terpencil, terluar, dan tertinggal. Program ini akan dijalankan selama lima tahun, mulai dari 2011 hingga 2015.
Akan tetapi, dia menegaskan, Program Sarjana Mendidik bukan merupakan program rekrutmen guru. Program ini ditujukan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa LPTK sebelum mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG).
"Sebab ada ketentuan sebelum mengikuti PPG, mahasiswa LPTK melakukan pelatihan sebagai guru. Oleh karena itu, dirancang Program Sarjana Mendidik sekaligus untuk menutupi kekurangan guru," kata Supriadi.
Ia mengungkapkan, pemenuhan kebutuhan guru di daerah terpencil, terdepan, dan tertinggal, belum dapat ditempuh dengan menunggu rekrutmen dari pemerintah. Padahal setiap tahunnya, kebutuhan guru di daerah 3T mencapai enam ribu guru.
"Untuk menutupi kebutuhan itu, tiga ribu guru diperoleh melalui redistribusi guru dan tiga ribu melalui SM-3T," paparnya.
Untuk itu, pemerintah membuat program jangka panjang menutupi kebutuhan guru di daerah 3T, yang disebut dengan Strategi Maju Bersama sejak 2011. Teknisnya, memberi subsidi kepada lulusan SMA/SMK dari daerah 3T untuk menempuh pendidikan di LPTK.
Bagi mahasiswa yang sudah menjalani program ini, maka mereka akan mendapat subsidi, tetapi wajib kembali ke daerahnya untuk mengajar. Peserta program SM-3T yang sudah menyelesaikan pengabdiannya akan mendapatkan insentif berupa subsidi untuk mengikuti PPG selama satu tahun dan diprioritaskan dalam pengangkatan guru.
"Selama mengabdi, mereka mendapat gaji Rp 2,5 juta per bulan dan asuransi," katanya.
Menurut Supriadi, peminat program SM-3T sangat besar, mencapai tujuh ribu pelamar dari semua LPTK di Indonesia. Namun, mengingat peserta program harus mampu bertahan selama satu tahun di daerah 3T, seleksi yang diterapkan menjadi sangat ketat.
"Seleksinya sangat ketat karena perlu jaminan bahwa yang dikirim ke daerah terpencil harus mampu bertahan selama satu tahun," ujar Supriadi.
Hal itu disampaikan Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Supriadi Rustad, Senin (26/12/2011) di Jakarta.
Supriadi menjelaskan, program tersebut ditujukan untuk mengatasi kelangkaan guru di daerah dengan kriteria terpencil, terluar, dan tertinggal. Program ini akan dijalankan selama lima tahun, mulai dari 2011 hingga 2015.
Akan tetapi, dia menegaskan, Program Sarjana Mendidik bukan merupakan program rekrutmen guru. Program ini ditujukan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa LPTK sebelum mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG).
"Sebab ada ketentuan sebelum mengikuti PPG, mahasiswa LPTK melakukan pelatihan sebagai guru. Oleh karena itu, dirancang Program Sarjana Mendidik sekaligus untuk menutupi kekurangan guru," kata Supriadi.
Ia mengungkapkan, pemenuhan kebutuhan guru di daerah terpencil, terdepan, dan tertinggal, belum dapat ditempuh dengan menunggu rekrutmen dari pemerintah. Padahal setiap tahunnya, kebutuhan guru di daerah 3T mencapai enam ribu guru.
"Untuk menutupi kebutuhan itu, tiga ribu guru diperoleh melalui redistribusi guru dan tiga ribu melalui SM-3T," paparnya.
Untuk itu, pemerintah membuat program jangka panjang menutupi kebutuhan guru di daerah 3T, yang disebut dengan Strategi Maju Bersama sejak 2011. Teknisnya, memberi subsidi kepada lulusan SMA/SMK dari daerah 3T untuk menempuh pendidikan di LPTK.
Bagi mahasiswa yang sudah menjalani program ini, maka mereka akan mendapat subsidi, tetapi wajib kembali ke daerahnya untuk mengajar. Peserta program SM-3T yang sudah menyelesaikan pengabdiannya akan mendapatkan insentif berupa subsidi untuk mengikuti PPG selama satu tahun dan diprioritaskan dalam pengangkatan guru.
"Selama mengabdi, mereka mendapat gaji Rp 2,5 juta per bulan dan asuransi," katanya.
Menurut Supriadi, peminat program SM-3T sangat besar, mencapai tujuh ribu pelamar dari semua LPTK di Indonesia. Namun, mengingat peserta program harus mampu bertahan selama satu tahun di daerah 3T, seleksi yang diterapkan menjadi sangat ketat.
"Seleksinya sangat ketat karena perlu jaminan bahwa yang dikirim ke daerah terpencil harus mampu bertahan selama satu tahun," ujar Supriadi.