KENDARI, Amuntaipost.com — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Agil Siradj mengatakan, upaya memperbaiki kondisi bangsa yang sedang dilanda korupsi membutuhkan manusia bermoral dan berakhlak mulia, bukan berilmu tinggi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. "Kita lebih butuh orang bodoh, tapi bermoral dan beriman daripada manusia berilmu tinggi, menguasai teknologi tapi tidak bermoral," katanya dalam sambutan pada Silaturahmi Nasional Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Kendari, Jumat (9/12/2011) malam.
Ia mengatakan, orang bodoh paling sial hanya bisa mencuri sepatu atau sandal, tetapi orang pintar bisa merampok pabrik sepatu atau sandal. "Kalau orang bodoh mencuri uang bank, datang di bank dengan membawa golok atau senjata pistol. Uang rampokannya pun jumlah hanya puluhan atau ratusan juta," katanya.
Akan tetapi, katanya, orang pintar bisa merampok uang bank triliunan rupiah tanpa menggunakan kekerasan sedikit pun. Hanya menggunakan pengetahuan dan penguasaan teknologi yang mereka miliki, uang bank masuk mengalir ke rekening mereka.
"Oleh karena itu, ICMI sebagai organisasi cendekiawan muslim Indonesia terbesar, harus berani mengambil peran memperbaiki moral bangsa ini sehingga jauh dari perilaku tidak bermoral dan memalukan," katanya.
Said Agil mengatakan, Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang berkelimpahan oleh Allah SWT. Namun, masyarakatnya hidup miskin dan sengsara karena pengelola negara tidak mampu mengelola sumber daya alam tersebut.
Para penyelenggara negara lebih suka bergaya hidup mewah dan berperilaku korupsi ketimbang memikirkan kesejahteraan masyarakatnya secara keseluruhan. "Celakanya lagi, mereka yang tahu tindak pidana korupsi bukan mengadili pelaku sebenarnya, melainkan memproses orang yang sebetulnya hanya suruhan para pemegang kewenangan atau kekuasaan," katanya.
Ia mengharapkan, ICMI memberi kontribusi pemikiran untuk memperbaiki kondisi bangsa yang sudah karut-marut itu. "Peran ICMI dalam memperbaiki kondisi bangsa ke arah yang lebih baik sehingga kesejahteraan masyarakat bisa terwujud amat sangat diharapkan," katanya.
Courtesy of Kompas