TANGERANG, Amuntaipost.com -- S (14), pelajar kelas II SMP di kawasan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten, diperkosa tujuh laki-laki. Salah seorang di antaranya adalah teman yang dikenalnya.
Para tersangka pelaku antara lain Ro (22), guru sekolah setingkat SMP di kawasan Cisoka, serta enam pemuda lainnya yang bekerja sebagai buruh pabrik, yakni Sod (21), AN (20), Al (21), Jal (20), Tu (20), dan Ab (21).
Kepala Polsek Cisoka Ajun Komisaris Afroni, Jumat (3/2/2012), membenarkan kejadian itu. "Laporan dari kakak korban masuk pada Kamis (2/2/2012) dini hari. Sementara kejadiannya pada tanggal 21 Januari," katanya.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Kompas, kejadian itu bermula ketika S bertemu dengan temannya, Sod, di sebuah SPBU di Cisoka, pada 21 Januari 2012 sekitar pukul 17.00 WIB.
Sod lalu mengajak S yang sedang sendirian, untuk jalan-jalan. Mereka mampir makan nasi goreng di pinggir jalan hingga malam.
Sebelum mengantar pulang, Sod mengajak S mampir sebentar ke rumah temannya, Jal, di Kampung Bojongloa RT 004 RW 06, Kecamatan Cisoka. Keduanya tiba di rumah Jal sekitar pukul 23.00 WIB.
Di dalam rumah yang terletak di pinggir sawah itu, ternyata sudah ada menunggu enam teman Sod, termasuk Ro. Melihat banyak pemuda di dalam rumah itu, S sempat tidak mau mampir. Ia meminta Sod mengantarnya pulang ke rumah.
Akan tetapi, Sod memaksa S masuk ke rumah, berkenalan dengan teman-temannya. S mengikuti permintaan Sod. Setelah S selesai berkenalan, Sod membuat minuman.
Tidak berapa lama kemudian, Sod membawa gelas berisi minuman berwarna merah. S sempat menolak minum air yang disuguhkan kepadanya. Namun, karena 6 rekan Sod ikut mendesak, akhirnya S meneguk air minum itu.
Tak lama kemudian S mengatakan kepalanya pusing, dan ke-7 pemuda itu langsung menggarap S. Sod, pemuda yang pertama kali menggagahi S. Selanjutnya ke 6 temannya secara bergiliran melampiaskan nafsu bejatnya.
S yang sudah mulai sadarkan diri lalu dibawa keluar dari rumah, dan ditinggal di tengah jalan. S harus berupaya keras untuk bisa pulang sendiri ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, S langsung masuk kamar dan pergi tidur. Setelah peristiwa itu, S mengalami depresi. Ia tidak mau sekolah dan berdiam diri dalam kamar.
Para tersangka pelaku antara lain Ro (22), guru sekolah setingkat SMP di kawasan Cisoka, serta enam pemuda lainnya yang bekerja sebagai buruh pabrik, yakni Sod (21), AN (20), Al (21), Jal (20), Tu (20), dan Ab (21).
Kepala Polsek Cisoka Ajun Komisaris Afroni, Jumat (3/2/2012), membenarkan kejadian itu. "Laporan dari kakak korban masuk pada Kamis (2/2/2012) dini hari. Sementara kejadiannya pada tanggal 21 Januari," katanya.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Kompas, kejadian itu bermula ketika S bertemu dengan temannya, Sod, di sebuah SPBU di Cisoka, pada 21 Januari 2012 sekitar pukul 17.00 WIB.
Sod lalu mengajak S yang sedang sendirian, untuk jalan-jalan. Mereka mampir makan nasi goreng di pinggir jalan hingga malam.
Sebelum mengantar pulang, Sod mengajak S mampir sebentar ke rumah temannya, Jal, di Kampung Bojongloa RT 004 RW 06, Kecamatan Cisoka. Keduanya tiba di rumah Jal sekitar pukul 23.00 WIB.
Di dalam rumah yang terletak di pinggir sawah itu, ternyata sudah ada menunggu enam teman Sod, termasuk Ro. Melihat banyak pemuda di dalam rumah itu, S sempat tidak mau mampir. Ia meminta Sod mengantarnya pulang ke rumah.
Akan tetapi, Sod memaksa S masuk ke rumah, berkenalan dengan teman-temannya. S mengikuti permintaan Sod. Setelah S selesai berkenalan, Sod membuat minuman.
Tidak berapa lama kemudian, Sod membawa gelas berisi minuman berwarna merah. S sempat menolak minum air yang disuguhkan kepadanya. Namun, karena 6 rekan Sod ikut mendesak, akhirnya S meneguk air minum itu.
Tak lama kemudian S mengatakan kepalanya pusing, dan ke-7 pemuda itu langsung menggarap S. Sod, pemuda yang pertama kali menggagahi S. Selanjutnya ke 6 temannya secara bergiliran melampiaskan nafsu bejatnya.
S yang sudah mulai sadarkan diri lalu dibawa keluar dari rumah, dan ditinggal di tengah jalan. S harus berupaya keras untuk bisa pulang sendiri ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, S langsung masuk kamar dan pergi tidur. Setelah peristiwa itu, S mengalami depresi. Ia tidak mau sekolah dan berdiam diri dalam kamar.
sumber: banjarmasinpost | editor: antony rahman | publish: amuntaipost.com