PALEMBANG, Amuntaipost.com -- Widia (18), mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri), mengalami luka goresan senjata tajam (sajam) di jari kelingking kanannya. Ia menjadi korban penodongan dalam angkot.
Aksi penodongan terjadi ketika Widia berada dalam angkot Ampera-Plaju di kawasan Jl A Yani, Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang, Jumat (3/2/2012) pukul 16.00. Jari kelingking Widia tergores sajam karena ia sempat menarik tasnya dari upaya perampasan oleh pelaku.
Setelah merampas tas korban, dua pelaku yang salah satunya membawa sajam langsung turun dari angkot dan kabur ke arah Lrg Fajar di Jl A Yani.
"Aku duduk di bangku pinggir. Terus pelakunya langsung duduk mepet dekat aku. Satu pelaku langsung mengeluarkan pisau dan minta tas. Waktu pelaku ambil tas dan turun dari angkot, tidak ada orang yang menolong. Sopir angkotnya tahu aku lagi ditodong, tapi diam bae," ujar Widia, sambil menangis karena trauma dengan kejadian yang dialaminya itu.
Akibat perampasan itu Widia kehilangan tas warna merahnya berisi satu ponsel BlackBerry, satu ponsel Nokia, dompet berisi uang SPP sebesar Rp 150 ribu dan surat-surat penting lainnya.
"Dalam tas aku juga ada kunci rumah, jadi aku tidak bisa buka pintu. Pelakunya ada dua orang, ciri-cirinya pendek, kecik, hitam, jahat pulok," ujar Widia.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting, melalui Kasat Reskrim Kompol Frido Situmorang, membenarkan telah menerima laporan dari korban pelapor. Setelah menerima laporan tersebut, petugas langsung ke TKP dan melakukan pengejaran terhadap pelaku aksi penodongan tersebut. (Wely Hadinata)
Aksi penodongan terjadi ketika Widia berada dalam angkot Ampera-Plaju di kawasan Jl A Yani, Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang, Jumat (3/2/2012) pukul 16.00. Jari kelingking Widia tergores sajam karena ia sempat menarik tasnya dari upaya perampasan oleh pelaku.
Setelah merampas tas korban, dua pelaku yang salah satunya membawa sajam langsung turun dari angkot dan kabur ke arah Lrg Fajar di Jl A Yani.
"Aku duduk di bangku pinggir. Terus pelakunya langsung duduk mepet dekat aku. Satu pelaku langsung mengeluarkan pisau dan minta tas. Waktu pelaku ambil tas dan turun dari angkot, tidak ada orang yang menolong. Sopir angkotnya tahu aku lagi ditodong, tapi diam bae," ujar Widia, sambil menangis karena trauma dengan kejadian yang dialaminya itu.
Akibat perampasan itu Widia kehilangan tas warna merahnya berisi satu ponsel BlackBerry, satu ponsel Nokia, dompet berisi uang SPP sebesar Rp 150 ribu dan surat-surat penting lainnya.
"Dalam tas aku juga ada kunci rumah, jadi aku tidak bisa buka pintu. Pelakunya ada dua orang, ciri-cirinya pendek, kecik, hitam, jahat pulok," ujar Widia.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Sabaruddin Ginting, melalui Kasat Reskrim Kompol Frido Situmorang, membenarkan telah menerima laporan dari korban pelapor. Setelah menerima laporan tersebut, petugas langsung ke TKP dan melakukan pengejaran terhadap pelaku aksi penodongan tersebut. (Wely Hadinata)
sumber: banjarmasinpost | editor: antony rahman | publish: amuntaipost.com