Amuntaipost - Indonesia memang tidak ikut dalam perhelatan Piala Dunia 2014 di Brasil, namun
setidaknya salah seorang pemain yang kini berlaga di Brasil memiliki
darah Indonesia. Dia adalah pemain timnas Australia, Massimo Luongo
(21), yang memiliki ibu asal Indonesia dan ayah asal Italia.
Keterangan yang dikumpulkan ABC mengukuhkan bahwa Massimo Luongo memiliki darah Indonesia, dari ibunya yang berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Massimo dilahirkan di Sydney pada 25 September 1992. Menurut laporan harian Australia The Daily Telegraph, ibunya bernama Ira dan ayahnya bernama Mario.
"Ya, Massimo memiliki darah Indonesia," kata seorang petugas bagian media Federasi Sepak Bola Australia (FFA), Adam Mark, kepada wartawan ABC, L Sastra Wijaya, Rabu (18/6/2014).
Massimo menamatkan pendidikan sekolah di Waverley College. Menurut penuturan beberapa temannya, Massimo sejak kecil memang sudah menyukai sepakbola dan membawa sekolahnya, Waverley, menjadi juara turnamen antar-sekolah pada 2009.
Selepas itu, Luongo sempat dilirik tim Liga Utama Inggris, Tottenham Hotspur, pada Januari 2011, setelah menjalani uji coba. Di sana, Luongo sempat tampil sembilan kali untuk tim Spurs di bawah usia 18 tahun.
Karier profesionalnya dimulai 23 Juli 2012 ketika dia bergabung dengan tim Divisi Championship Ipswich Town sebagai pemain pinjaman dari Spurs. Namun, kontraknya diberhentikan beberapa bulan kemudian.
Setahun berikutnya, Luongo pindah ke Swindon Town dan menandatangani kontrak permanen dengan klub tersebut pada Agustus 2013. Luongo sudah 53 kali memperkuat Swindon Town musim lalu dan mencetak enam gol.
Keterangan yang dikumpulkan ABC mengukuhkan bahwa Massimo Luongo memiliki darah Indonesia, dari ibunya yang berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Massimo dilahirkan di Sydney pada 25 September 1992. Menurut laporan harian Australia The Daily Telegraph, ibunya bernama Ira dan ayahnya bernama Mario.
"Ya, Massimo memiliki darah Indonesia," kata seorang petugas bagian media Federasi Sepak Bola Australia (FFA), Adam Mark, kepada wartawan ABC, L Sastra Wijaya, Rabu (18/6/2014).
Massimo menamatkan pendidikan sekolah di Waverley College. Menurut penuturan beberapa temannya, Massimo sejak kecil memang sudah menyukai sepakbola dan membawa sekolahnya, Waverley, menjadi juara turnamen antar-sekolah pada 2009.
Selepas itu, Luongo sempat dilirik tim Liga Utama Inggris, Tottenham Hotspur, pada Januari 2011, setelah menjalani uji coba. Di sana, Luongo sempat tampil sembilan kali untuk tim Spurs di bawah usia 18 tahun.
Karier profesionalnya dimulai 23 Juli 2012 ketika dia bergabung dengan tim Divisi Championship Ipswich Town sebagai pemain pinjaman dari Spurs. Namun, kontraknya diberhentikan beberapa bulan kemudian.
Setahun berikutnya, Luongo pindah ke Swindon Town dan menandatangani kontrak permanen dengan klub tersebut pada Agustus 2013. Luongo sudah 53 kali memperkuat Swindon Town musim lalu dan mencetak enam gol.
Keterlibatan di Piala Dunia 2014, Saat ini,
Massimo Luongo mungkin belum akan memainkan peranan penting bagi
Socceroos, julukan timnas Australia, di Piala Dunia Brasil. Namun,
pemain yang masih memperkuat tim Liga Inggris, Swindon Town, ini
memiliki masa depan cerah setelah masuk ke dalam tim utama Socceroos ke
Brasil.
"Saya belum tahu apakah saya akan diturunkan untuk timnas. Namun, dengan nama saya masuk ke dalam 23 besar sudah membanggakan," kata Massimo kepada situs lokal BBC di Wiltshire, Inggris, tempat Swindon Town bermarkas.
"Saya tidak tahu apakah akan merupakan keputusan terbaik untuk meninggalkan Swindon Town, atau memang saya menginginkannya karena saya senang di sini. Namun setelah Piala Dunia, pasti ada beberapa opsi yang ada," tambahnya.
Sejauh ini, Luongo baru sekali turun memperkuat timnas, sebagai pemain cadangan dalam pertandingan persahabatan melawan Ekuador di London pada Maret lalu.
Luongo sebenarnya berhak untuk bermain untuk Australia (sebagai tempat kelahirannya) atau Italia (asal ayahnya), atau Indonesia (asal ibunya), dan sekarang ia memutuskan untuk memperkuat Australia.
"Saya belum tahu apakah saya akan diturunkan untuk timnas. Namun, dengan nama saya masuk ke dalam 23 besar sudah membanggakan," kata Massimo kepada situs lokal BBC di Wiltshire, Inggris, tempat Swindon Town bermarkas.
"Saya tidak tahu apakah akan merupakan keputusan terbaik untuk meninggalkan Swindon Town, atau memang saya menginginkannya karena saya senang di sini. Namun setelah Piala Dunia, pasti ada beberapa opsi yang ada," tambahnya.
Sejauh ini, Luongo baru sekali turun memperkuat timnas, sebagai pemain cadangan dalam pertandingan persahabatan melawan Ekuador di London pada Maret lalu.
Luongo sebenarnya berhak untuk bermain untuk Australia (sebagai tempat kelahirannya) atau Italia (asal ayahnya), atau Indonesia (asal ibunya), dan sekarang ia memutuskan untuk memperkuat Australia.
Sumber : Banjarmasinpost
Editor : Antony Rahman